Waktunya bakar sateee……
Siapa sih yang gak kenal sate. Makanan yang satu ini memang banyak sekali penggemarnya, sampai-sampai ada istilah sateholic (penggemar sate)dan satengitis (ketagihan makan sate). Di samping rasanya yang sadis bingits harga sate pun relatif terjangkau. Sate atau satay adalah daging yang di tusuk, daging yang dipakai biasanya berasal dari daging ayam, daging kambing, daging sapi, daging kelinci dan banyak lainnya.
Daging kambing maupun daging sapi bakal menjadi hidangan utama di hari raya Idul Adha yang dirayakan umat muslim di Indonesia. Anda pun akan sulit sekali menolak untuk menyantap semua hidangan yang satu ini, apalagi potongan dagingnya segede gaban (hmmmmmm nyam nyam). Melihat lezatnya sajian di Hari Raya ini membuat kita sering lupa akan dampak memakan daging atau sate kambing terlalu banyak bagi kesehatan. Daging merah mengandung lemak yang dapat menyebabkan kolesterol maupun kadar gula darah menjadi tinggi.
Kandungan Daging Kambing
Daging Kambing termasuk kategori afrodisiak. Artinya, bahan itu diduga bisa membangkitkan gairah atau potensi seksual. Daging Kambing digolongkan afrodisiak karena mengandung L-Argynin (sejenis asam amino yang menjadi bahan dasar nitric oxide=NO). NO sendiri sangat berperan dalam meningkatkan gairah seksual. Sebab, NO memberi efek pelebaran pembuluh darah yang membuat aliran darah ke penis ikut lancar. Masyarakat cenderung salah paham dalam mengonsumsi daging kambing agar lebih “greng”. Misalnya, makan 20 tusuk sekaligus. Padahal, kebutuhan protein tubuh hanya 56-48 mg per hari. Hal tersebut tentu bisa memicu obesitas.
Daging kambing yang lezat ini tentu tidak akan akan menjadi masalah jika orang yang menyantapnya sehat wal afiat. Tetapi akan menjadi berbahaya ketika pada saat mengkonsumsi Daging Kambing qurban, yang bersangkutan sedang dalam kondisi tidak fit.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa dari segi kesehatan, daging kambing mengandung gizi utama yaitu kandungan protein dan lemak hewani yang penting bagi tubuh kita. Ini penting sebagai zat pembangun dan menjaga keutuhan tubuh serta mengganti sel-sel yang rusak. Adapun lemak yang terkandung dalam daging kambing berperan sebagai sumber energi serta asam lemak esensial pembentukan sel membran tubuh dan steroid serta sejumlah hormon. Lemak dan protein memang dibutuhkan tubuh kita untuk menunjang aktivitas.Namun hal ini akan berbahaya ketika kita mengkonsumsi daging kambing secara berlebihan.
Bagaimana Jika Lemak Berlebih
Lemak yang berlebihan dapat menyebabkan pengosongan lambung menjadi lambat dan adanya gangguan pada klep sehingga isi lambung berbalik arah ke kerongkongan. Pasien dengan GERD biasanya merasakan panas pada dada seperti terbakar (heart burn). Pasien GERD juga merasakan ada sesuatu yang balik arah dari lambung naik ke atas (regurgitasi).sudah jelas bahwa selain bahaya daging kambing lemak kambing pun berbahaya.
Masalah umum setelah mengkonsumsi daging kambing biasanya seperti mulut terasa pahit, nyeri di ulu hati, kembung, begah, sering sendawa dan mual. Penderita biasanya mengira kalau keluhan nyeri dada ini karena masalah jantung padahal ini sebenarnya dikarenakan asam lambung yang kembali berbalik ke atas dan menginduksi terjadinya sesak napas, batuk kronis, rhinitis (radang hidung) kronis, radang pita suara (laryngitis), sampai ngilu pada gigi dan masih banyak penyakit lain akibat dari bahaya daging kambing.
Bagi pembaca yang masih memerlukan informasi lebih lanjut tentang bahaya daging kambing dan lain-lain silakan konsultasikan atau datang langsung ke Rumah Sakit Komplementer “Canon Medicinae Indonesia”. Jalan Tubagus Ismail VII No.21 Dago Kota Bandung Provinsi Jawa Barat – INDONESIA Phone: +62 - (022) 253-1000 / Fax. (022) 251-6663 / Mobile: +62 – 0812.2023.2009 (Ginjal) / +62 – 0878.9537.5000 (Diabetes Mellitus) / +62 – 0856.9518.6000 (Kanker) / +62 - 0822.1848.2898 (Jantung) PIN Blackberry: 7E8C39F5 (UMUM), 7EBA27CF (KANKER), 7E7C3491 (GINJAL) (Rumah Sakit Komplementer Canon Medicinae Indonesia hanya ada di Kota Bandung – Provinsi Jawa Barat – INDONESIA).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar